Pyometra Pada Kucing Dan Cara Pengobatannya       

10 Agustus 2020 - 01:42
Pyometra Pada Kucing Dan Cara Pengobatannya

Pyometra pada kucing biasanya terjadi pada kucing-kucing betina, di mana penyakit ini menyerang dan menginfeksi organ uterus (rahim).

Pyometra terdiri dari dua tipe yaitu piometra terbuka dan tertutup. Pyometra terbuka ditandai dengan adanya lendir berupa nanah yang keluar dari vulva. Lendir ini kadang disertai dengan adanya darah dan bau yang sangat menyengat.

Sedangkan pada kasus pyometra tertutup tidak ditemukan adanya lendir purulen yang keluar dari vulva akibat tertutupnya serviks (cincin rahim) sehingga sering dikelirukan dengan kehamilan.

Sulitnya mendiagnosa penyakit pada tahap-tahap awal membuat penyakit ini menjadi momok, karena biasanya terdeteksi ketika penyakit ini sudah berada di tahap lanjutan. Diagnosa terbaik adalah dengan menggunakan USG atau X-RAY.

Sebagai penyayang kucing, tentunya kita tidak ingin kucing peliharaan kita di rumah mendapatkan penyakit ini, untuk itu ada baiknya kita mengenal lebih jauh apa itu pyometra pada kucing, bagaimana bisa terjadi, gejala, diagnosa dan cara pengobatannya.

Penyebab:

  • Infeksi bakteri pembusuk karena adanya luka / trauma fisik pada rahim
  • Ketidakstabilan hormonal akibat pemberian suntikan KB (progesteron) terus – menerus dan melebihi dosis normal
  • Adanya sisa fetus (anak) yang sudah mati masih tertinggal di dalam uterus dan tidak bisa keluar setelah kucing melahirkan

Gejala Klinis:

  • Biasanya keluar leleran kekuningan (nanah) dari vagina
  • Perut membesar seperti sedang hamil
  • Nafsu makan dan minum menurun
  • Suhu tubuh tinggi > 39° C
  • Kondisi tubuh berangsur-angsur melemah
  • Kucing mengalami kematian dengan kondisi perut membesar disertai keluarnya leleran nanah maupun darah kotor dari vagina

Cara Mendiagnosa:

  • Dilihat berdasarkan riwayat dan gejala klinis yang muncul
  • Pemeriksaan fisik: palpasi (raba) abdominal (daerah perut) dan palpasi melalui rektal (daerah anus)
  • Pemeriksaan laboratorium (tes darah, tes urin, tes sel vagina)
  • Rongten (X-ray)

Pengobatan:

  • Fluid therapy (infus)
  • Tindakan pembedahan (ovariohisterektomi)
  • Pemberian antibakteri berupa antibiotik yang tepat dan kontiniu serta antihistamin
  • Pemberian hormon prostaglandin atau oxytocin untuk merangsang pengeluaran nanah

Pencegahan:

  • Jangan melakukan suntik KB pada kucing secara terus-menerus dan dosis melebihi normal
  • Jangan mengawinkan kucing antara ras kecil dengan ras besar
  • Jika mengawinkan kucing harus sesuai umur yang ideal
  • Pemberian pakan yang bergizi terutama pada saat kucing hamil

Segera bawa ke dokter jika kucing betina peliharaan Anda mengalami gejala-gejala seperti di atas, semakin cepat penanganan, akan semakin baik bagi si manis.

Artikel lain tentang penyakit dan kesehatan kucing bisa dibaca di sini.

69.9K | 0 | 23 | 7,67 / 15 | 0
Kirim ke teman Versi cetak Komentar
Penilaian Saya